Sabtu, 18 Desember 2010

DEMO PERAWAT INDONESIA


JAKARTA, Ratusan perawat dan mahasiswa jurusan perawat dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan membawa poster dan spanduk melakukan unjuk rasa, menuntut pengesahan RUU Keperawatan pada Selasa, 14/12/2010 di depan gedung Parlemen RI, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Pusat.

Dalam unjuk rasa itu, mereka juga menuntut kesejahteraan para perawat. Desakan agar RUU Keperawatan segera disahkan dikarenakan dalam RUU itu diatur secara detil tentang profesi perawat tersebut. Juga diatur tentang fungsi dan tugas-tugas perawat.

"Kalau RUU Keperawatan disahkan, posisi dan jabatan perawat akan semakin jelas. Profesi kami akan diakui," tandas Ketua Umum Pengurus Pusat PPNI, Dewi Irawati dalam orasinya di depan Gedung DPR tersebut. Hanya Indonesia saja katanya, yang belum punya lembaga keperawatan.

Dewi kecewa dengan tidak segera disahkan RUU Keperawatan tersebut, karena beberapa waktu lalu pihaknya ketika menghadiri acara Asean World Force Forum di Kuala Lumpur, Malaysia, dirinya malu malu mengingat hanya Indonesia yang tidak punya lembaga keperawatan.

Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan PPNI, Prof Achir Yani, mengancam jika RUU Keperawatan tidak disahkan, perawat akan melakukan aksi mogok massal. "Jadi, kalau tidak disahkan, kami bisa saja mogok massal. Sebab, bisa dibayangkan RS tanpa perawat, bisa apa mereka?" tanya Achir Yani.

RUU Keperawatan sudah masuk di DPR sejak tahun 2005, dan belum selesai tahun 2010 ini. RUU Keperawatan masuk urutan ke delapan pada prolegnas (program legislasi nasional) tahun 2010 ini.
Sumber:
http://www.inna-k.org/2010/12/ratusan-perawat-demo-desak-sahkan-ruu.html

Minggu, 10 Oktober 2010

Perawat Setengah Dokter

Membaca judul diatas, masyarakat umum atau bahkan anda sendiri beranggapan bahwa perawat sudah memiliki kemampuan mendekati dokter, ada yang berpikir perawat sebagai asisten dokter, atau perawat yang sudah mau naik peringkat jadi dokter atau bahkan ada yang tidak mengerti perbedaan perawat dengan dokter. Kita telah mendeklarasikan profesi kita sejajar dengan profesi lain seperti halnya dokter, apoteker dll.

Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang masih memanggil kita dengan sebutan "dokter". Sebagian perawat mungkin senang dipanggil seperti itu, bahkan (dibeberapa Balai Pengobatan Umum)ada juga yang malah mengaku-ngaku sebagai dokter, sehingga muncullah istilah setengah dokter.

Inilah salah satu alasan mengapa profesi perawat tidak kunjung muncul kepermukaan. Perawat yang pintar, cerdas, cepat tanggap kalau dipanggil dengan sebutan dokter malah senang. Seharusnya kita memperkenalkan diri sebagai diri sendiri, sehingga masyarakat mengetahui ternyata perawat berbeda dengan dokter dan sejajar dengan profesi lainnya.
Perawat sekarang sudah jauh lebih canggih, pintar, dan dilengkapi dengan skill
yang tinggi. Sudah saatnya kita menghargai diri kita secara layak.


Sumber dari blog saudara saya, Mas Hendi

Sabtu, 09 Oktober 2010

Bentuk dukungan 'STOP MEROKOK'


Memiliki suami, pacar atau sehabat yang merokok? Apakah mereka sedang ‘berjuang’ untuk berhenti dari rokok? Jika ya, sebenarnya keberadaan kita bisa berkontribusi banyak untuk membantu mereka.

Hal pertama yang sangat penting untuk diingat, berhenti merokok bukanlah perkara mudah. Jadi, apabila dalam perjalanannya orang yang kita cinta sempat ‘tergelincir’ beberapa kali, usahakan untuk tidak menyalahkan dan mengkritik segala usaha yang sudah mereka lakukan.

Ketika mereka terlihat sedang mengalami kesusahan, tetaplah berikan dukungan dan biarkan mereka tahu seberapa besar kita menghargai usaha mereka.

Agar dukungan kita tepat sasaran, maka salurkan ‘bentuk cinta’ kita sesuai dengan kondisi yang sedang mereka hadapi. Untuk membantu yang baru memutuskan untuk berhenti:

Berikan dorongan untuk berhenti merokok secara perlahan. Kita bisa memulai dari melakukan diskusi santai bersama-sama mengenai cara berhenti merokok. Berikan beberapa pilihan perawatan terbaik yang pernah kita baca atau dengar.
  • Pastikan mereka mengetahui mengapa kita ingin mereka berhenti merokok, dan berikan alasan mengenai seberapa pentingnya mereka bagi kita. • Agar maksimal, jangan lakukan sesi diskusi yang panjang (maksimal 5 menit), secara rutin 6-12 bulan sekali.
  • Lalu, kita juga bisa menanyakan mengenai bantuan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka berhenti. Untuk membantu yang sudah berhenti
  • Keberadaan keluarga dan teman-teman terdekat merupakan sumber dukungan dan motivasi yang penting bagi seseorang yang sedang berusaha berhenti merokok. Tapi, bagi orang yang sudah berhenti merokok, kenyamanan merupakan kunci keberhasilan utama mereka.
  • Alihkan pikiran dengan mengajak mereka melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan bersama, seperti olahraga atau hobi, agar kecanduan akan rokoknya dapat teralihkan.
  • Jangan lupa untuk memberikan mereka hadiah sebagai penghargaan atas segala pencapaian yang telah mereka capai. • Apabila kita seorang quitter yang berhasil, kita bisa berbagi pengalaman berharga tersebut, serta perubahan positif yang dirasakan. Selain itu, sebagai seseorang yang sudah berhasil, kita juga bisa memberikan tip dan trik untuk mengatasi masa-masa sulit yang suka menghadang di tengah perjalanan. Untuk membantu yang masih kambuh: Sebuah kesuksesan memang tidak diraih dengan mudah. Apabila orang terdekat kita sudah merasa mulai putus asa dan berencana menyudahi perjuangan mereka melawan rokok, kita bisa mendorongnya mereka kembali dengan:
  • Memberikan pujian atas segala usaha dan pencapaian yang sudah mereka coba untuk bisa lepas dari rokok. Dan, bantu pupuk kembali keyakinan dan kepercayaan diri yang ada bahwa mereka mampu melakukan yang lebih dari ini.
  • Lalu, dorong mereka untuk mulai melakukan program berhenti merokok lagi. Jangan tawarkan kata “Jika”, lebih baik langsung tanyakan “Kapan kamu mau mencoba program berhenti merokok lagi?”
  • Buat mereka belajar dari usaha dan pengalamannya sendiri. Hal-hal yang mereka pelajari langsung di lapangan akan membuat mereka mampu meraih kesuksesan di masa yang akan datang.
  • Atau, minta mereka untuk mencoba mengikuti perawatan yang intensif. Dan pastikan, mereka sudah benar-benar siap untuk memulainya kembali. (PreventionIndonesiaonline/ Astrid Anastasia)

Jumat, 08 Oktober 2010

Jika Menang di MK, Misran Tetap Dipenjara

Kasus mantri desa Kuala Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Misran yang dipidana 3 bulan oleh Pengadilan Tinggi Samarinda nampaknya tetap menemui jalan buntu. Sebab, seandainya Misran menang di Mahkamah Konstitusi (MK), ayah 4 anak tersebut tetap harus meringkuk di penjara.

"Karena putusan MK tidak berlaku surut. Putusan MK atas kasus Misran hanya berlaku ke depan, tidak berlaku ke belakang," kata pengacara publik LBH Jakarta, Edy Halomoan Gurning, saat berbincang dengan detikcom, Jumat, (7/5/2010).

Dalam permohonan ke MK, Misran meminta pasal 180 UU Kesehatan untuk dihilangkan karena dianggap bertentangan dengan konstitusi. Pasal tersebut menyebutkan, orang yang berhak memberikan obat jenis tertentu hanya tenaga farmasi. Akibatnya, mantri desa di pedalaman terancam dikriminalisasikan.

"Meski saat ini Misran masih kasasi, tapi untuk kasus Misran, Mahkamah Agung (MA) tidak ada kewajiban memperhatikan putusan MK jika mengabulkan. Karena, kasus Misran terjadi beberapa bulan sebelum putusan MK. Sedangkan MA hanya menilai kasus saat PN memberikan putusan yaitu pasal tersebut
masih belaku atau tidak," tambahnya.

Meski demikian, jika MK memenangkan, maka putusan MK akan menguntungkan mantri atau bidan desa di seluruh Indonesia. Pasalnya, MK telah menghilangkan pasal yang mengkriminalkan petugas medis di pelosok nusantara.

"Meski Misran tetap bisa dipidana, tapi ini bentuk perlindungan hukum bagi tenaga medisnya. Karena putusan MK bisa menjadikan payung hukum bagi Misran-Misran lainnya. Yang bisa membebaskan pidana Misran kini hanyalah hakim yang memegang kasasi di MA," pungkasnya.

Selasa, 05 Oktober 2010

Bra Ajaib Anti Radiasi Nuklir

Bra alias BH ternyata tak cuma berfungsi sebagai penyangga payudara agar wanita bisa nyaman beraktivitas. Namun ia bisa menjadi perangkat yang sangat vital untuk menyelamatkan manusia dari radiasi nuklir.

Ide 'bra ajaib' ini datang dari Elena Bodnar, seorang doktor yang tinggal di Hinsdale, Illinois, AS, yang memiliki pengalaman lolos dari petaka kebocoran pembangkit nuklir di Chernobyl Rusia pada 1986 lalu.

Tak hanya berfungsi untuk mengamankan posisi payudara wanita, bra besutan Elena juga bisa menjadi masker yang mampu memfilter partikel-partikel radiasi berbahaya seperti partikel Iodine-131 saat peristiwa Chernobyl.

Di AS, wanita asal Ukraina ini, terlibat pada beberapa riset klinis di Electrical Trauma Research Program pada University of Chicago. Ia juga bekerja sama dengan World Health Organization dan International Atomic Energy Agency pada beberapa proyek terkait dengan tragedi nuklir Chernobyl.

Ide Bra besutan Elena ini berhasil memenangkan penghargaan Ig Nobel 2009 untuk kategori kesehatan publik.

"Hadirin dan hadirat, bukankan suatu hal yang indah, bahwa wanita memiliki dua buah payudara, bukan hanya satu? Dengan bra ini, kita, wanita bisa menyelamatkan nyawa seorang pria di dekat kita," kata Elena pada acara penghargaan Ig Nobel, dikutip dari situs CNet.

Elena telah mematenkan hasil temuannya itu, dan kini bra itu telah siap dipasarkan secara komersial mulai 28 September mendatang, di Museum MIT Cambridge, Massachussets, AS.

Diharapkan efek mematikan dari musibah yang terjadi pada instalasi nuklir, bisa dikurangi dengan fungsi ganda bra temuan Elena. Dan yang pasti, kata Elena, ukuran bra -baik ukuran kecil maupun ukuran besar - tidak masalah.